CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

.

.

Kamis, 25 Oktober 2018

Assalamualaikum

Kemarin, ketika saya berangkat kerja diantar suami, saya melihat para pengunjuk rasa berdemo di depan kantor Polda Jateng .

Mereka semua membawa bendera tauhid. Mereka menyuarakan nya . Mereka berdiri membela Islam.

Suami saya tanya " kamu kenapa ?"
Tanpa sadar saya menitihkan air mata  melihat saudara saudari muslim ku memperjuangankannya sedemikian rupa, tidak terima bila kalimat tauhid dilecehkan semena mena.

Di benakku, betapa hebatnya mereka. Mereka berdiri disana , mereka orang orang yang berguna tak hanya bagi nusa bangsa tapi mereka berguna bagi agama.

Sementara aku, diam melihat mereka. Betapa egois nya aku hanya memikirkan ibadah dan pahala sendiri. Tidak berpikir bisa berjuang seperti mereka. Berpanas panas an . Demi siapa ? Demi agama Allah .

Waktu itu, cuma bisa menangis, terharu, sedih karena diri ini belum bisa ikut berjuang .
Sungguh hebat saudara saudari muslim ku . Di sela sela kesibukannya dengan berbagai profesi tentunya . Mereka masih bisa membela apa yang harus dibela dan diperjuangkan.


 Laa ilaaha illallah . Tiada yang wajib di sembah selain Allah !!!!!!!!




Minggu, 17 Desember 2017

Bukan Lumrah

Beberapa saat yang lalu sempat saya dan kakak saya saling diam.  Hanya karena masalah omongan sepele yang seharus nya bisa di bicarakan baik baik.

Terkadang kita sadar tidak sih kalau di depan orang orang yang bukan orang terdekat kita,  kita merasa marah dengan mereka,  diam dengan mereka tapi kita tahan atau cepat maafkan karena takut mereka merasa sakit hati atau mereka menjauh .

Tak jarang,  kita malah melakukan dengan seenaknya marah pada orang orang terdekat kita yang jelas jelas mereka lah yang mungkin mampu mengerti kita. Keluarga kita.
Mungkin kita merasa "sudah terbiasa dengan orang orang tersebut sehingga marah pun rasanya lumrah dilakukan"

Hal yang sangat salah.
Mengapa.. ?seharusnya kita bisa menyamaratakan.  Bukan menyamaratakan kemarahannya.  Akan tetapi menyamaratakan memakluminya,  mencoba mengerti perlahan lahan. Ya seperti kita memahami dan memaklumi teman teman kita yang tidak ada hubungan apapun dengan kita.

Jujur saya masih temperamental kalau ada hal hal yang kurang pas dihati saya.  Seketika itu saya akan diam atau marah bila rasanya benar benar sudah mengganggu.   Namun cepat juga sadarnya dan mengambil hikmah.  Tapi untuk mencoba memulai pembicaraan saya sedikit lebih lamban..selalu mencari timing dan topik agar tidak kikuk.  Masih suka banyak pertimbangan..
Tapi semua berproses.. Sungguh menikmati prosesnya.  Bersyukur Allah masih mau membisikkan hikmah hikmah ke dalam hati saya .Saya pun masih perlu banyak belajar tentang pembelajaran ini.

Bismillah..