Berfikir seperti Alat Penggorengan

Kadang aku berfikir ulang lagi ketika melihat foto foto teman SMP atau SMA ku yang begitu akrab dengan teman kuliahnya. Sekali lagi aku berfikir apakah hanya aku yang tak bisa akrab dengan orang lain? Bersenang senang tanpa beban dan bersenang senang.

Mungkin pula teman temanku bisa seperti itu karena ia tak tinggal satu atap dengan teman temannya yang lain sehingga ia tak merasa bosan dan selalu ingin bertemu bermain di kuliah ataupun di jam luar kuliah.

Sementara aku disini, aku sudah mulai bosan dengan kegiatanku yang menoton disini. Seharusnya aku memang tak boleh berkata seperti ini. Namun, ini hanya sharing yang mungkin hanya aku tulis di blog.

Disini, aku rindu akan sosok teman yang begitu mengerti aku, tanpa aku ungkapkan apa maksudku,mereka bisa mengerti apa yang aku inginkan. Yah..sekali lagi seharusnya aku tak boleh membanding-bandingkan yang disini dan yang disana. Bukankah semua di dunia ini banyak disusun berbeda supaya penuh sensasi tersendiri? hmmmm...

Yang jelas,untuk saat ini aku sangat merindukan rumahku,kamar ku dengan nuansa girlly pink ungu dan halaman rumahku yang tergolong luas untuk berlarian maupun aku naik sepeda atau sekedar berolahraga atau bahkan memanjat pohon jambu disitu. Nice home !

Nah, apa yang kuinginkan mungkin tidak dapat dipaksakan ke orang lain. Semua tergolong situasi dan kondisi. Jangan memaksakan orang lain menjadi seperti kamu atau yang menjadi seperti kamu inginkan.

Kembali ke penggorengan.

Saya harus berfirkir seperti penggorengan sekarang. Semua harus dibolak balikkan terlebih dahulu. Harus saya lihat kematangannya, bagaimana baik dan buruknya semua harus diperhatikan dan dibolak balikkan lagi bagaimana orang bersikap dan bagaimana kita menyikapinya.

Ya..hanya istilah penggorengan yang saya temukan untuk analogi berfikir saya saat ini.
Kenapa? karena saat ini saya sedang lapar dan ingin makan ;p

see you